Raisya Fadillah (2013) |
Raisya Fadillah adalah laki-laki berumur 17 tahun pada 2013 lalu yang bercita-cita menjadi seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan. meskipun ia tahu cita-citanya itu sangat tidak mungkin bagi keadaan ekonomi keluarganya maupun hal lainnya, tapi dia berteguh pada beberapa quotes yang ia ketahui yaitu "Tidak ada yang tidak mungkin" & "Banyak jalan menuju Roma". Banyak orang-orang yang tidak yakin padanya dan memandangnya sebelah mata, namun hal itu malah menjadi motivasinya meraih cita-cita,"Akan ku buktikan pada mereka yang meragukan ku bahwa aku bisa! dan mereka akan menelan ludah mereka sendiri!" kicau-nya pada salah satu tweet lama yang ia buat.
Raisya merupakan anak kedua dari pasangan suami-istri Ir. Adeng Muchtar dan Ny. N. Evie Tresnawati, dan mempunyai masing-masing satu kakak laki-laki dan adik perempuan, yakni Yopi Pradita & N. Mia Selvia Khotimah, baru-baru ini anggota keluarganya bertambah lantaran kakaknya baru saja menikah dengan wanita cantik yang bernama Wulan Damayanti, dan ia sedang bersiap menanti kehadiran anggota keluarga baru karena teh Wulan sedang berbadan dua (baca:hamil).
Ia duduki bangku demi bangku sekolah demi menggapai cita-cita, mulai dari TK Al-Ikhlas (sekolahnya sudah tidak aktif), SDN Ippor Gudang 1, SMPN 1 Tanjungsari & sampai artikel ini dibuat Raisya masih sekolah di SMAN Tanjungsari tepatnya di kelas XII IPA 1. Ya, dari sekolah-sekolah yang ia duduki, dapat kita ketahui ia tinggal di Tanjungsari, Sumedang Jawa Barat. Tanjungsari, sebuah perbatasan antara Sumedang dengan Bandung, sebuah kecamatan yang padat penduduk dan padat kendaraan. Ya ini Tanjungsari, gak bisa kalo gak cepet, gak bisa kalo gak macet, sama seperti Jakarta.
Raisya tidak bisa disebut sebagai anak yang berprestasi meraih berbagai penghargaan. keahliannya hanyalah menggambar, desain grafis & komputer dasar. Tak ada satupun bakatnya yang ia kembangkan. Cita-citanya pun tidak berhubungan dengan keahliannya, yaitu menjadi seorang dokter, khususnya dokter spesialis Obstetri & Ginekologi (Kandungan & Kebidanan). "Menjadi dokter adalah pekerjaan yang mulia, dan jika kita menjadi dokter kandungan, kita bisa menyelamatkan dua nyawa yaitu sang ibu dan sang bayi, malah tiga nyawa kalau si ibu mengandung anak kembar!" begitulah motivasinya.